Ketika mendengar kata komputasi awan atau dalam bahasa inggrisnya cloud computing, mungkin akan terbayang sebuah awan berwarna putih yang dapat menyimpan file-file komputer. Lalu dengan menyimpan file di awan, file tersebut dapat diakses dari mana saja, asal awan itu masih ada.
Pemikiran seperti itu tak sepenuhnya salah. Namun yang menjadi sarana penyimpanan bukan awan secara literal. Awan di sini adalah internet yang secara metafora dilihat sebagai awan.
Menurut berbagai literatur, komputasi awan adalah sebuah metoda komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai layanan, sehingga pengguna dapat mengkasesnya lewat internet. Dengan cara tersebut, pengguna tak perlu mengetahui proses apa saja yang terjadi di awan atau internet.Contoh gampang dari cloud computing adalah email yahoo atau gmail. Anda dapat menyimpat sebuah file di email tanpa mengurangi kapasitas komputer anda bukan? Selain itu juga terdapat fasilitas yang sudah cukup lama diperkenalkan oleh Google, yakni spreaddsheet,
Lalu apa saja sih kemudahan yang didapatkan dengan mempraktekkan teknologi ini. Kok sampai-sampai perusahaan berskala besar seperti Google memakai metode ini.
Secara umum, komputasi awan diterapkan dalam tiga model: awan publik (public cloud), awan privat (private cloud), dan awan hibrid (hybrid cloud). Awan publik, komputasi awan disediakan oleh penyedia dari luar perusahaan atau organisasi melalui internet.
Sedangkan pada awan privat, komputasi awan diterapkan di lingkungan internal perusahaan atau organisasi. Awan hibrid menggabungkan kedua model di atas, di mana penerapannya dilakukan dari penyedia eksternal dan sumber internal.
Sedangkan jika ditilik menurut layanannya, komputasi awan juga terbagi menjadi tiga, yakni: software-as-a-service (SaaS), platform-as-a-service (PaaS), dan infrastructure-as-a-service (IaaS). Dari sisi penyedia layanan, saat ini baru IaaS dan SaaS yang sudah tersedia di Indonesia.
Via | beritateknologi
No comments:
Post a Comment